
Minggu, 25 Februari 2018
Kuliner di Serpong : Kongko Anak Muda Tangerang di Bubun Kopi Cemilan
Kuliner di Serpong - Bubun Kopi Cemilan yang terletak di Harapan Kita (Harkit) Karawaci,
menjadi salah satu tempat ngopi anak muda Tangerang. Tempat ngopi yang
mulai buka pada pagi hari hingga malam hari ini, dibuat sederhana dan
cozy untuk chit-chat bareng teman maupun kekasih.
Kursi dan meja yang digunakan di Bubun
Kopi Cemilan bermaterial kayu furnished, dengan warna yang mendominasi
di keseluruhan interiornya, yaitu cokelat dan hitam. Namun tetap
memberikan kesan hangat, nyaman
dan betah nongkrong berjam-jam di sini
dengan ditemani secangkir kopi.
“Saya sering nongkrong di sini bareng
teman-teman. Soalnyac cozy banget tempatnya. Udah gitu rasa kopinya juga
enak dan harganya terjangkau,” ujar Bayu, salah satu pelanggan setia
Bubun Kopi Cemilan, Kamis (15/2/2018).
Menu pendamping kopi yang tersedia di
sini sangat beragam, mulai dari manual brew hingga latte. Misalnya, Hot
Vanilla Latte. Secangkir kopi panas ini disajikan bersama makaroni
sebagai tambahan cemilan. Begitu pun dengan minuman kopi lainnya,
seperti kopi vietnam, hazelnut latte, caramel latte, dan lainnya.
Setiap hari tempat ini ramai oleh
pengunjung yang menyukai rasa kopi yang konsisten terbuat dari biji kopi
pilihan. Ditambah harganya yang relatif murah dan pas di kantong semua
kalangan.
Tak hanya kopi, Bubun Kopi Cemilan juga
menyediakan pilihan menu non coffee, Indonesian food, western food, roti
bakar, indomie, seblak dan lainnya.
Sumber Kuliner di Serpong
Kuliner di Kelapa Gading : Promo Spesial di BCC Cafe & SPA
Kuliner di Kelapa Gading - BCC Cafe & SPA yang berlokasi di Ruko The Kensington
Commercial, Blok B No. 16 Kelapa Gading, Jakarta Utara memberikan promo Buy One Get One Free All Item kepada pengunjung pada bulan Maret.
Menurut Tandjung Lily Indrawati, pemilik BCC Cafe & SPA, promo
itu berlaku untuk seluruh menu yang ada. Promo juga berlaku untuk
refleksi dan SPA.
"Jadi kalau costomer datang beli Coffee 1 dapat gratis satu Coffee
lagi yang sejenis sesuai yang dipesan, begitu juga kalau beli makanan
dan juga refleksi dan SPA,"jelasnya saat berbincang dengan
infonitas.com, Selasa (6/2/2018).
Sehingga para costumer bisa menghemat kantong saat mengajak teman
ataupun pasangannya. Untuk jam operasional buka setiap hari mulai pukul
09.00-02.00 WIB.
"Ya kalau datang berdua cukup beli satu macam aja baik minuman atau
makanan kan yang satunya gratis. Begitu juga kalau datang 10 orang
mereka hanya paling bayar setengahnya karena promo ini,"ujarnya.
Diharapkan promo ini bisa meningkatkan daya tarik warga Kelapa Gading
untuk berkunjung. "Kalau ada promo itu kan jadi ramai mereka datang,
karena mereka aja teman-temannya. Terlebih tempat ini nyaman buat
nongkrong berlama-lama,"tutupnya.
Sumber Kuliner di Kelapa Gading
Selasa, 13 Juni 2017

Dian Hehanussa senang dengan model kebarat-baratan
Dian Christina Hehanussa (Dee) boleh jadi produser film termuda di Indonesia. Debutnya Mengejar Matahari akan disusul Tentang Dia. Dari kecil dia memang ingin terjun ke film.
Dari kecil memang Dian Christina Hehanussa ingin main film entertainment. Kemudian dari model, perempuan kelahiran Ujung Pandang 28 Agustus 1983 ini ingin menjadi pramugari, bahkan ingin menjadi pembalap. Namun sang ayah memperingatkan kalau mau jadi pembalap mau cepat mati. Begitu juga kalau mau jadi pramugari sang ayah menentang. Namun perempuan yang dikenal sebagai Dian Hehanusa ini keras kepala dan bilang kapanpun orang bisa mati.
Namun berkat kekerasan kepala inilah pemilik tinggi 170 cm dan berat 53 kg mau menjadi produser film Mengejar Matahari yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Film itu cukup mendapat sambutan penonton. Kemudian dia memproduseri film Rudi berikutnya Tentang Dia. Usianya yang cukup muda untuk menjadi produser film. "Saya dekat dan sangat dekat dengan Rudy," kata warga Gading Griya Lestari ini.
Dee, demikian nama panggilannya mengaku suka model baju yang kebarat-baratan, karena badannya lebih cocok ke sana daripada memakai baju yang model Hongkong. Untuk merek Dee suka Mark n Spencer walau tidak selalu memakai baju merek itu. "Kalau parfum saya suka ganti-ganti. Misalnya kalau baju yang simple saya juga pakai parfum yang simple. Kalau ke pesta nggak mungkin dong saya pakai parfum yang light yang anak muda banget," katanya. Dia juga mengaku punya hobi mengoleksi botol minuman seperti Jack Daniel, Black Label, Barndy dan Vodka.
Saya Lebih Fokus di Film
Suatu hari saya bertemu Rudi Soedjarwo. Dalam obrolan Rudi bilang punya cerita yang stuck dan saya tertarik karena cerita itu bagus. Lalu saya mengembangkan cerita itu. Lalu dia bilang kepada saya:"Kamu ngomong panjang lebar tentang cerita itu, tetapi tidak berani memproduseri film ini. " Lalu saya menjawab: "Siapa takut? Ini juga suatu pengalaman buat saya." Dari situlah awal film Mengejar Matahari.
Untuk film saya pernah membintangi Novel Tanpa Huruf R yang disutradarai Aria Kusumadewa. Sementara untuk sinetron saya pernah berperan dalam Sangkuriang, Setelah Puteri Pergi bersama Sophan Sophian. Namun saya memang lebih tertarik pada film. Kalau sinetron kan industri sekali, seorang produser cepat sekali merekrut pemain, memproduksi sinetron langsung jadi.
Kalau film kita harus teliti semua proses mulai dari pre production, bikin naskah, pilih pemain. Untuk pengembangan skenario saja butuh satu tahun. saya tertarik pada film lebih into it, lebih fokus ke satu cerita. Kalau sinetron pagi saya bisa syuting di tempat A Siang di tempat B, jadi tidak fokus. Kini saya memproduseri film Tentang Dia yang akan diputar di bioskop Februari 2005 ini. Tahun ini juga saya mau ambil sekolah film di sinematografi di Amerika.
Keluarga Gado-gado
Saya tinggal di Kelapa Gading sejak duduk di bangku kelas satu SD. Kami sekeluarga sudah dua kali pindah. Pertama tinggal di Pelepah Indah setelah pindah dari Ujung Pandang. Dari Pelepah pindah ke Kelapa Nias dan kini di Griya Lestari. Namun untuk aktif di kegiatan lingkungan lebih banyak papa dan mama. Doa di lingkungan gereja saya ikut kalau kebetulan rumah saya ketempatan giliran. Kadang-kadang saya supiri anak-anak sekolah minggu ke gereja.
Ayah saya, Jeffrey Hehanusa bekerja di perusahaan Australia yang bergerak di alat-alat berat. Ayah punya darah Ambon, Aceh, sekaligus Belanda. Sementara Ibu saya, Susanna Elizabeth bekerja di Bank mandiri. Ibu keturunan Cina-Belanda.Kalau liburan saya bersama keluarga kadang ke luar kota. Kami pernah keliling Eropa waktu saya SMP, ke Bali pernah konvoi satu keluarga, yang pasti ke Makassar untuk pulang kampung.
Kalau tempat nongkrong favorit di mal (MKG), tentu saja, memang mau di mana? Kalau di mal saya bisa mencar-mencar, di Gading Food City ada tempat favorit Sari 21, masakan Ujung Pandang di luar mal saya ada restoran favorit Pangsit Makassar dan Baji Pamai, untuk minum kopi saya suka Starbucks. Saya suka kopinya karena rasanya beda.
Saya Takut Hitam
Saya kini kuliah di Jurusan Psikologi Unika Atmajaya karena saya pilih sendiri. Papa menganjurkan kuliah di kedokteran tetapi mama menyarankan kuliah di Fakultas Ekonomi. Saya tidak pilih dua-duanya. Waktu kelas dua SMA, Papa maunya saya masuk IPA tetapi saya mau IPS dan agak berantem. Kalau di psikologi kita bisa berdebat dan semua jawaban benar. Sebab semua jawaban benar tidak ada yang absolut.
Saya sedang cuti dari semester 4 sampai semester 5 sambil kuliah syuting sinetron. Dulu sempat gabung di UKM swim, dive dan main bola voli. Untuk kegiatan renang pernah ikut, tetapi untuk diving belum pernah karena saya takut kulit saya hitam. Soalnya kalau hitam, main sinetron saya tidak kontinyu.
Saya tidak suka nongkrong dan sekali ikut banyak teman komplain karena waktu habis untuk sinetron dan untuk pacaran. Kadang saya protes kok enggak diajak ke suatu acara. Lalu teman-teman saya bilang: "Kayak ada waktu saja!" Saya cuma bisa tertawa.
Kamis, 08 Juni 2017

Soegiandi Owner & Managing Director Amazone
Film silat, bagi sebagian orang hanyalah
tontonan biasa. Tontonan yang menghibur. Tapi tidak, bagi pemilik Amazone,
Soegiandi (36). Bagi bapak 2 anak ini, film silat memiliki filosofi tersendiri.
Filosofi itulah yang diterapkan dalam manajemen bisnisnya hingga kini. “Banyak
strategi dan filsafat yang dapat diambil dari ilmu silat. Bagaimana dahulu
orang-orang membuat suatu kerajaan, itu membutuhkan strategi dan manajemen yang
mumpuni,” ujar penonton setia film silat ini.
Bagi pemilik bisnis arena permainan anak-anak,
dalam berbisnis, tidak mengenal istilah trial dan error. Menurutnya, memahami
inti bisnis yang baik sebelum memulai suatu usaha merupakan hal dasar. “Harus
dimiliki seorang entrepreneur pemula,” katanya.
Caranya, “banyak belajar, bertanya, dan
memperhatikan orang lain. Selain itu jangan terlalu percaya kepada data
tertulis, coba langsung lihat di lapangan, simulasikan bisnis apa yang akan
dijalani. Sehingga akan didapat data yang tepat dari sisi angka-angka dan
kehidupan nyata,” jelas jebolan S2
Manajemen Internasional dari Prasetiya
Mulya Business
School ini.
Amazone, yang dirintis Soegiandi sejak
tahun 2001, kini menuai sukses. Totalnya berjumlah 60 outlet. Tersebar di
berbagai kota
besar di Indonesia .
Awalnya, kata pria kelahiran 12 maret ini, bisnisnya mengalami banyak
kesulitan. Sebabnya, masyarakat lebih mengapresiasi label impor ketimbang lokal
(amazone). “Selain itu kita tidak didukung grup usaha alias berdiri sendiri dan
tidak menempel dengan mall atau departemen store. Butuh perjuangan untuk
mendapatkan kepercayaan dari pihak mall,” ujarnya kepada Info PluitKapuk.
Outlet pertama dan kedua, ia dirikan di Medan dan Lampung. Outlet
Amazone di Pluit Junction merupakan outlet-nya ke-58. Ditanya soal kunci
keberhasilan, warga Kelapa Gading ini menjawab sederhana: kepercayaan.
“Kepercayaan dari orang lain kepada kita dan keperayaan yang dimiliki diri
sendiri untuk memulai suatu bisnis,” ucapnya.
Rabu, 07 Juni 2017

Sensasi Makan ala Zaman Batu
Zaman batu telah
berlalu. Namun untuk mengetahui sensasi cara masak dan makannya datang saja ke
Stonegrill.
Stonegrill satu-satunya di Indonesia dan yang pertama
di Jakarta . Restoran
franshise dari Australia
ini memiliki tiga cabang, Mega Kuningan, Arteri Pondok Indah, dan Pluit
Junction. Semua makanan Stonegrill terkenal sehat dan bergizi tinggi. Pasalnya,
tanpa minyak, terjaga kualitas bahan bakunya, dan disajikan dalam kondisi fresh.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 65 ribu hingga
Rp. 380 ribu. Untuk Australian Rump Steak dibanderol seharga Rp. 95 ribu, dan
Australian Rib-Eye Steak seharga Rp. 99 ribu. “Semakin mahal makin enak dan
kualitasnya paling baik,” ujar Irfiani Dwi Satya, Supervisor Stonegrill.
Takut kolesterol? Hmm, yang benar saja, di resto ini
tersedia pilihan daging dengan kolesterol rendah. Semuanya disediakan sesuai
pilihan, termasuk ditimbang kadar kolesterolnya. Bagi yang suka jamur, rasakan
sensasinya. Cara masaknya juga sama, di
atas batu panas yang telah di oven selama 8 jam.
Bagi yang tak suka daging, tak perlu kuatir. Stonegrill
cukup bijak dengan menyediakan pilihan menu seafood. Untuk menu seafood yang
menjadi favorit, kata Irfiani, adalah ikan dori. Ikan ini diimpor langsung dari
Jepang. Walaupun sama-sama dimasak di atas batu panas, cara masaknya agak beda.
Sebisa mungkin, kata Irfiani lagi, jangan dibolak-balik hingga matang.
Pastinya, server yang ada selalu menuntun anda dengan ramah. Wow, ada kerang
hijau juga. Ya, tapi kerang hijau yang dihadirkan di sini khusus didatangkan dari
New Zealand .
Untuk appetizer, tersedia 9 menu. Sebut saja
Portobello au Gratin, A Stonegrill Indonesia’s Original. Sedangkan untuk dessert,
Stonegrill menyediakan 7 pilihan menu. Andapun dapat memilih Brownis ala Mode,
Homemade Tiramisu, atau Hot Wild Berries on Vanilla Iced Cream. Jangan lupa,
cicipi beragam menu Soup, Salad, dan Pasta. Pasti ketagihan.
Suasana makan makin tergugah jika ditemani minuman
yang mendukung. Menu beverage yang disediakan mulai dari softdrink, juice, juga
milk-sakhe. Bahkan wine, yang disediakan khusus bagi penggemar wine. “Makan
daging atau seafood memang paling enak sambil minum wine,” celetuk Joni yang
menemani Info PluitKapuk bertandang ke Stonegrill. Untuk jus, “jus paling fresh
dan paling banyak diminati adalah jus stroberi,” jelas gadis imut yang biasa
disapa Fifi ini.
Senin, 05 Juni 2017

Ahmad Sholeh Dimyathi Kepala Sekolah SMK Negeri 56 Jakarta
Sosok pria paruh baya ini patut ditiru. Haji Ahmad
Sholeh Dimyathi selalu berupaya meningkatakan potensi anak-anak didiknya dengan
hal-hal baru. Ya, kelahiran Pati, 17 Oktober 1954 ini selalu membuat gebrakan
di sekolah yang dipimpinnya, SMK Negeri 56 Pluit, Jakarta . Prinsip hidupnya sederhana. Yakni, “menjadi
bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” pungkasnya.
Gebrakan yang dibuat, misalnya membuka program praktek
kerja industri bagi siswa binaannya di SMK Negeri 56 Jakarta . Sebelum mengepalai SMK Negeri 56
Jakarta, ia menjadi Kepala Sekolah SMK 20 Fatmawati. Pada masa itu, bapak 3
orang anak ini mengembangkan sekolah dengan membuka program baru, Perbankan
Syari’ah.
Lulusan Pasca Sarjana SDM dari STIM-LPMI Jakarta ini gemar
mengikuti sejumlah pelatihan-pelatihan. Kursus Pertamanan dan Perencanaan
Konstruksi di ATPU Akademi Teknik Pekerjaan Umum Bandung , membuka jiwanya untuk mengawali
perjalanan karirnya sebagai tenaga pendidik.
Pada tahun 1998, pria yang senantiasa fun, fresh,
dan focus ini mengikuti program
Seleksi Kepala Sekolah, juga pendidikan Calon Kepala Sekolah di Malang. Ia pun
berhasil meraih peringkat I sebagai peserta terbaik. Sejak itu ia dipercaya
mengemban tugas sebagai kepala sekolah. Salah satunya di SMK Negeri 56 Jakarta
yang diemban hingga kini. @ beatrice